Assalamualaikum Wr Wb.
Hi, sobat berinfo , semoga kalian semua
dalam keadaan sehat selalu dan senantiasa dalam limpahan rezeki Allah SWT.
Amiin
Pada kesempatan kali ini Berinfo akan membahas
artikel yang berjudul “Kepemimpinan”, sebagaimana yang di muat dalam Surat
Al-Baqarah ayat 30:
Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau
berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang
khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang
merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan
memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
A. PENGERTIAN
a.
Pemimpin
Dalam bahasa Indonesia
"pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina,
panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja,
tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks
hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi
orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan
memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin".
Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam
sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki
ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan
pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh
yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang
yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi
yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan -
khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
b.
Kepemimpinan
Berdasarkan arti pemimpin diatas
selanjutnya Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut
pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan,
misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik
perhatian mereka.
Berikut Beberapa pengertian Kepemimpinan
menurut para Ahli:
a.
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam
mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan
kelompok (George P Terry)
b.
Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz
dan C. O'Donnell)
c.
Kepemimpinan sebagai pengaruh antar
pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi
ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).
d.
Kepemimpinan adalah proses memberi arti
terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)
Dari berbagai definisi yang ada, maka
dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan adalah
* Seni untuk menciptakan kesesuaian
paham
* Bentuk persuasi dan inspirasi
* Kepribadian yang mempunyai pengaruh
* Tindakan dan perilaku
* Titik sentral proses kegiatan kelompok
* Hubungan kekuatan/kekuasaan
* Sarana pencapaian tujuan
* Hasil dari interaksi
* Peranan yang dipolakan
B.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha
untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin
dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya
pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
a.
Seseorang ditakdirkan lahir untuk
menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan
pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b.
Seseorang menjadi pemimpin bila sejak
lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan
dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan
selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
1. Teori Dalam Kepemimpinan
a)
Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran
bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan
oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah
kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin
menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas,
daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa
kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap
yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala
prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai
kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan
dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b)
Teori Prilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah
kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan
pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin
mempunyai deskripsi perilaku:
- Perilaku seorang pemimpin yang
cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi,
mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan
bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula
kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
- Berorientasi kepada bawahan dan
produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh
penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada
pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan
perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi
memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan
penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain,
perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua
yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model
grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi
yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c)
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut
teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu
yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas
tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi
Berbagai pandangan atau pendapat
mengenai batasan atau definisi kepemimpinan di atas, memberikan gambaran bahwa
kepemimpinan dilihat dari sudut pendekatan apapun mempunyai sifat universal dan
merupakan suatu gejala sosial.
C. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Sejak dahulu kepemimpinan menjadi salah
satu kajian yang menarik untuk di telaah secara mendalam, sebab arah peradaban
suatu bangsa tak bisa lepas dari sebuah gaya kepemimpinan seseorang.
Namun tentu saja setiap proporsi
kepemimpinan dari seorang pemimpin senantiasa berbeda-beda sebab itu semua
bergantung pada bangunan epistemologis dan konstruk ideologisnya masing-masing.
Beberapa tipologi kepemimpinan yang
sering kali kita temukan dalam gaya seorang pemimpin :
1.
Gaya Otoriter/Totaliter
yaitu gaya kepemimpinan yang selalu
memaksakan kehendaknya pada setiap orang meskipun dengan jalan kekerasan, namun
kebijakannya berlaku secara distributif dan tanpa kompromi. Gaya ini secara
epistemologis cenderung beraliran Macchiavellian, Hobbesian.
2.
Gaya Demokratis
yaitu gaya kepemimpinan yang cenderung
selalu menggunakan musyawarah, namun gaya ini sangat lemah mengambil sikap
dalam setiap tindakannya dan terkesan pragmatik. Gaya ini secara epistemologis
cenderung beraliran liberal-moderat.
3.
Gaya para Nabi
yaitu gaya kepemimpinan yang kharismatik
dengan menggunakan jalan kemanusiaan, dalam arti lebih mengutamakan nilai-nilai
kemanusiaan, dibanding dengan kepentingan pragmatis. Gaya ini cenderung
mengikuti aliran humanistik-teologis.
D. FAKTOR-FAKTOR KEPEMIMPINAN
Pemimpin memiliki tugas menyelami
kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok.
Dari keinginan itu dapat dipetik
keinginan realistis yang dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan
kelompok mengenai apa yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya
merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila
setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu
kepemimpinan akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah
laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu
tujuan diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan
tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya
sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin
hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja
yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam
mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
dalam organisasi, yaitu :
• Kecerdasan : seorang pemimpin harus
mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya • Kematangan dan keluasan
sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi
yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
•
Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) :
dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk
mencapai suatu tujuan
•
Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya
Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan
pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan,
Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri.
Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang
harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan
yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis
Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini
lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga
sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda
pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus
menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara
Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya
komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan
dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan
sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang
kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk
menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan
Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang
nyaman dan kondusif.
E. IMPLIKASI DALAM KEPEMIMPINAN DAN
ORGANISASI
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake
dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu
“concern for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya
teorimanagerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas
dua aspek tersebut, yaitu :
Improvised artinya pemimpin menggunakan
usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini
dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
Country Club artinya kepemimpinann
didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan
kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan
tempo kerja yang nyaman dan ramah.
Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan
bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah
individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak
pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari
kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
Task artinya pemimpin memandang
efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan
terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
Midle Road artinya kepemimpinan yang
menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi ,
dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui
penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada
tingkat yang memuaskan.
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi
Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua
orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal
ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan
arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan
pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi
organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam
menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin.
Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan
lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan
lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini
terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal
ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya
kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan
gaya ini berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan
manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan
menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan
pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat
kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan
maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang
mungkin dapat dicapai.
Assalamualaikum Wr Wb.
Hi, sobat berinfo , semoga kalian semua
dalam keadaan sehat selalu dan senantiasa dalam limpahan rezeki Allah SWT.
Amiin
Pada kesempatan kali ini Berinfo akan membahas
artikel yang berjudul “Kepemimpinan”, sebagaimana yang di muat dalam Surat
Al-Baqarah ayat 30:
Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau
berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang
khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang
merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan
memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
A. PENGERTIAN
a. Pemimpin
Dalam bahasa Indonesia
"pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina,
panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja,
tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks
hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi
orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan
memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin".
Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.
Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam
sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki
ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan
pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh
yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang
yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi
yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu
bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa
tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan -
khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
b.
Kepemimpinan
Berdasarkan arti pemimpin diatas
selanjutnya Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut
pandang atau perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan,
misalnya dari perspektif individual dan aspek dari fenomena yang paling menarik
perhatian mereka.
Berikut Beberapa pengertian Kepemimpinan
menurut para Ahli:
a.
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam
mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan
kelompok (George P Terry)
b.
Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H.Koontz
dan C. O'Donnell)
c.
Kepemimpinan sebagai pengaruh antar
pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui proses komunikasi
ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F. Massarik).
d.
Kepemimpinan adalah proses memberi arti
terhadap usaha kolektif yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs dan Jacques)
Dari berbagai definisi yang ada, maka
dapat dikatakan bahwa Kepemimpinan adalah
* Seni untuk menciptakan kesesuaian
paham
* Bentuk persuasi dan inspirasi
* Kepribadian yang mempunyai pengaruh
* Tindakan dan perilaku
* Titik sentral proses kegiatan kelompok
* Hubungan kekuatan/kekuasaan
* Sarana pencapaian tujuan
* Hasil dari interaksi
* Peranan yang dipolakan
B. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha
untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin
dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin
dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya
pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
a.
Seseorang ditakdirkan lahir untuk
menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan
pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b.
Seseorang menjadi pemimpin bila sejak
lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan
dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan
selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
1. Teori Dalam Kepemimpinan
a)
Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran
bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan
oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah
kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin
menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas,
daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa
kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap
yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala
prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai
kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada
relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan
dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai
rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh
kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b)
Teori Prilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah
kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan
pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin
mempunyai deskripsi perilaku:
- Perilaku seorang pemimpin yang
cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi,
mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan
bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula
kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
- Berorientasi kepada bawahan dan
produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh
penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada
pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan
perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi
memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan
penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain,
perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua
yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model
grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi
yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c)
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut
teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu
yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut
Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas
tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi
Berbagai pandangan atau pendapat
mengenai batasan atau definisi kepemimpinan di atas, memberikan gambaran bahwa
kepemimpinan dilihat dari sudut pendekatan apapun mempunyai sifat universal dan
merupakan suatu gejala sosial.
C. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Sejak dahulu kepemimpinan menjadi salah
satu kajian yang menarik untuk di telaah secara mendalam, sebab arah peradaban
suatu bangsa tak bisa lepas dari sebuah gaya kepemimpinan seseorang.
Namun tentu saja setiap proporsi
kepemimpinan dari seorang pemimpin senantiasa berbeda-beda sebab itu semua
bergantung pada bangunan epistemologis dan konstruk ideologisnya masing-masing.
Beberapa tipologi kepemimpinan yang
sering kali kita temukan dalam gaya seorang pemimpin :
1.
Gaya Otoriter/Totaliter
yaitu gaya kepemimpinan yang selalu
memaksakan kehendaknya pada setiap orang meskipun dengan jalan kekerasan, namun
kebijakannya berlaku secara distributif dan tanpa kompromi. Gaya ini secara
epistemologis cenderung beraliran Macchiavellian, Hobbesian.
2.
Gaya Demokratis
yaitu gaya kepemimpinan yang cenderung
selalu menggunakan musyawarah, namun gaya ini sangat lemah mengambil sikap
dalam setiap tindakannya dan terkesan pragmatik. Gaya ini secara epistemologis
cenderung beraliran liberal-moderat.
3.
Gaya para Nabi
yaitu gaya kepemimpinan yang kharismatik
dengan menggunakan jalan kemanusiaan, dalam arti lebih mengutamakan nilai-nilai
kemanusiaan, dibanding dengan kepentingan pragmatis. Gaya ini cenderung
mengikuti aliran humanistik-teologis.
D. FAKTOR-FAKTOR KEPEMIMPINAN
Pemimpin memiliki tugas menyelami
kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok.
Dari keinginan itu dapat dipetik
keinginan realistis yang dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan
kelompok mengenai apa yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya
merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila
setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu
kepemimpinan akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing,
mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah
laku orang lain.
Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu
tujuan diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan
tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya
sebagai seorang pemimpin.
Disamping itu pemimpin harus menjalin
hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja
yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam
mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
dalam organisasi, yaitu :
• Kecerdasan : seorang pemimpin harus
mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya • Kematangan dan keluasan
sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi
yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
•
Motivasi dalam dan dorongan prestasi(Inner motivation and achievement drives) :
dalam diri seorang pemimpin harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk
mencapai suatu tujuan
•
Hubungan manusiawi : pemimpin harus bisa mengenali dan menghargai para anggotanya
Menurut Greece, di dalam suatu organisasi, hubungan antara bawahan dengan
pimpinan bersifat saling mempengaruhi.
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan,
Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri.
Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang
harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan
yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis
Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini
lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga
sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda
pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus
menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara
Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya
komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan
dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan
sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang
kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk
menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan
Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang
nyaman dan kondusif.
E. IMPLIKASI DALAM KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI
Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake
dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan, yaitu
“concern for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya
teorimanagerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas
dua aspek tersebut, yaitu :
Improvised artinya pemimpin menggunakan
usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini
dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
Country Club artinya kepemimpinann
didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya perhatian akan
kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan
tempo kerja yang nyaman dan ramah.
Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan
bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah
individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak
pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari
kepemimpinan kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
Task artinya pemimpin memandang
efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi. Penampilan
terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
Midle Road artinya kepemimpinan yang
menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi ,
dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui
penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada
tingkat yang memuaskan.
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi
Organisasi
Dalam teori manajerial grid terdapat dua
orientasi yang dijadikan ukuran yaitu berfokus pada manusia dan pada tugas. Hal
ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan antar individu dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan kepada bawahan. Sebagai seorang pemimpin, bertugas memberikan
arahan serta bimbingan terhadap bawahannya, sehingga mereka dapat mengerjakan
pekerjaannya dengan baik. Implikasi teori ini terhadap system komunikasi
organisasi adalah bahwa teori ini memandang pentingnya komunikasi dalam
menjalankan kepemimpinan dengan lima gaya yang berbeda dari para pemimpin.
Adanya orientasi terhadap dua aspek tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan
dalam organisasi harus memperhatikan hubungan antar individu satu dengan
lainnya sebagai motivasi dalam mengerjakan tugas. Pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang mampu terjun diberbagai kalangan baik itu dengan para pimpinan
lainnya, maupun dengan bawahan sebagai asset berharga organisasi. Semua ini
terjalin apbila pemimpin tersebut memiliki pendekatan perilaku yang baik. Hal
ini membutuhkan komunikasi yang efektif.
Menurut Blake dan Mouton, gaya
kepemimpinan team merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai. Kepemimpinan
gaya ini berdasarkan integrasi dari dua kepentingan yaitu pekerjaan dan
manusia. Pada umumnya, kepemimpinan gaya team berasumsi bahwa orang akan
menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan
pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam kepemimpinan gaya team terdapat
kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan
maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang
mungkin dapat dicapai.